Telur Rasa Celana dalam

    


Saat membicarakan tentang yang namanya kenangan di kantin, maka yagn teringat adalah sebuah waktu-waktu lidah yang krisis akan cita rasa dan perut yang sering kosong. Ada yang bilang bila rasa ini adalah sikap merendahnya seorang murid dalam mencari ilmu tapi tetap saja yang namanya lapar itu bikin marah

    Rasa lapar sering sekali datang tidak peduli waktu dan kondisi yang terjadi kadang datang saat ujian dan kadang datang di tengah malam yang menggangu tidur. Rasa inilah yang menggantikan rasa gelisah dari tidak memegang gawai yang begitu dekat dengan kehidupan sekaligus pelarian dari semua masalah tugas dan tekanan sekolah yang begitu padat dan silih berganti.

    Setiap angka mendekati delapan malam, hal-hal yang saya dan teman-teman tunggu adalah makan malam dimana waktu ini sangat ditunggu-tunggu setelah kegiatan pembalajaran diantara padat dari pagi hari hingga malam hari. Kami hanya dijatah makan pagi dan malam sehingga makan siangnya harus ditanggung sendiri. Terkadang diantara kami harus diet seharian karena akhir bulan atau mendapat membawa bekal dari sisa-sisa sarapan.

    Buat saya makan malam dengan daging ayam itu sudah termasuk nikmat karena kami lebih sering disajikan tahu dan tempe sebagai penyedap nasi setiap malamanya. Syukur-syukur bila dapat masih bisa dapat lawuk terkadang kami hanya berbekal kerupuk ditemani nasih karena ada kaum barbar yang insting hewannya tidak bisa dikendalikan kerena begitu laparnya..

    Sistem makan di asrama sekolah saya adalah sistem plasmanan jadi seseorang bisa mengambil nasi semaunya dan sayur semaunya dan hal ini tidak berlaku dengan lauknya. Seseorang penjaga akan membagikan sama rata kepada setiap siswanya walaupun saya pernah sial ketika pembagian lauk cumi-cumi dengan bumbu hitam yang dipotong kecil-kecil, saya hanya mendapatkan potongan lengkuas yang tertutupi kuah hitam yang saya kira daging cumi yang gurih tapi rasa pahit setelah digigit.

    Dalam makan malam, ada tiga gelombang orang-orang kelaparan yang pertama adalah golongan orang-orang yang sampai berlari demi bisa mendapat antrian yang pertama dan biasanya hobi mancing potongan sosis atau bakso yang menambang di wadah berisi sup sayur . Lalu ada gelombang kedua yang tidak suka antri dan terakhir adalah gelombang tiga yang terlalu selow sampai ruang makan malam sudah ditutup.

    Bagaimana tidak bahagia dengan makan malam ? Sebab kami pernah makan telur dadar asin selama berbulan-bulan membuat para pendahulu kami memberikan julukan “Telur celana dalam” karena bentuknya segitiga dan banyak dari kami muak untuk melihatnya saja tapi kondisi isi dompet yang kurus memaksa kami untuk makan atau kami akan kelaparan selama seharian penuh.

    Ketika waktu makan malam atau sarapan berakhir, saya dan beberap teman saya sering menunggu untuk bisa mendapatkan lauk ekstra. Kaum-kaum penunggu akan sangat banyak jika lauknya adalah ayam krispi atau rendang sapi. Bahkan ada yang rela meunggu hampir satu jam demi nutrisi protein hewani ini.

    Sudah menjadi hal lumrah bila beberapa orang yang datangnya terlambat tidak kebagian jatang makan. Kadang mereka tidak dapat lauk karena lauknya sedang enak dan hal paling parah ialah ketika seorang tidak dapat apa-apa walaupun datangnya tidak terlambat.

    Dari hal ini, beberapa dari kami selalu punya insiatif untuk berbagi dengan apa kami punya dengan yang lain. Beberapa orang-orang berbagi dengan lauk lebihnya, ada dengan nasi lebihnya, dan bahkan ada yang berbagi kerupuk saja walaupun lauk dan nasinya berlebihan. Hal itu jauh lebih baik daripada orang-orang yang tidak peduli dengan sekitarnya.

    Dari rasa lapar anda bisa mengerti bagaimana karakter seseorang. Lewat rasa ini anda bisa mengerti bagaimana orang yang bisa mengendalikan diri dan orang yang rakus. Lewat rasa lapar yang panjang juga, anda akan belajar sebuah pelajaran berarti tentang kehidupan yang akan membekas di ingatan anda. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Filosofi kertas Kehidupan

Filosofi Mentalitas Sepeda Habibie

Tiga Jenis Filosofi Tanda Tanya