Filosofi Kapal Penakluk Dunia

Hasil gambar untuk sail ship
Dunia ini ibarat samudra biru yang luas dsn membentang hingga penjuru dunia. Ia terdiri dari beberapa samudra ibarat keanekaragaman yang mewarnai kehidupan dunia. Setiap samudra punya ciri khasnya yang membedakan dengan samudra lain seperti setiap daerah yang punya keunikannya sendiri dari satu ke yang lainnya. Sedangkan kita manusia ibarat kapal yang berada di tengah luasnya samudra. 



 Kapal kita ini akan berlayar menarungi samudra dalam waktu yang lama, entah kapan kita akan sampai pada tujuan kita yang sebenarnya. Hal yang terpenting bawalah bekal sebanyak-banyaknya. Makin jauh jalan yang kita tempuh maka makin banyak pula bekal yang harus kita bawa. Dan sebaik-baiknya bekal iyalah ilmu yang bermanfaat bagi orang lain. Apabila kapal kita singgah di sebuah pelabuhan lain maka bawalah bekal sebanyak yang bisa kita ambil, yaitu apabila kita menuntut ilmu di suatu majelis maka tuntutlah ilmu sebanyaknya karena tak ada batasan jumlah untuk menuntut ilmu.

 Ingatlah bahwa lautan ini begitu dalam, Di dalam lautan itu begitu gelap dan dingin jangan sampai engkau jatuh kesana walaupun engkau melihat indahnya terumbu karang yang berwarna-warni bersama ikan-ikan yang menari-nari di bawah sana maka jangan tergoda, ingatlah karena hidup ini penuh dengan kenikmatan dunia yang menggoda kita untuk terjerumus kedalam kesesatan. Apabila engkau mencoba menyelam ke dasar sana maka tak akan mampu bertahan disana dalam waktu lama. Segeralah ke permukaan ketika engkau sudah tidak mampu disana. Tetaplah melihat langit di atas walaupun yang engkau lihat gemuruh badai yang menghujani engkau. Sesungguhnya dibalik awan mendung itu ada matahari yang bersinar dibaliknya.

 Akan ada tempo-tempo air laut yang begitu tenang yang sebenarnya mencoba melalaikan kita akan bahaya yang sedang mengintai. Akan ada tempo-tempo air menggunung yang menghantam diri anda dengan keras bersama angin yang meniup kencang seolah-olah orang-orang sekitar anda tak lagi peduli dengan anda. Oleh karena itu, rawatlah kapal anda seperti anda menjaga keyakinan anda kepada sang pencipta. Perbarui dan perbaiki kapal anda seperti anda menambal amal kebaikan dan menilai diri anda sendiri.

 Selama badai belanda dan arah angin yang hilang tetap tenang walaupun hantaman ombak siap menenggelamkan kapal anda. Sungguh terburu-buru hanya akan melahirkan kecerobohan, sungguh rasa marah hanya akan membutakan anda, dan sungguh rasa panik hanya akan melahirkan kebingungan. Maka dari itu  angkatlah nahkoda yang mampu menjaga lisannya dan perbuatannya, karena ialah yang benar-benar mampu menuntu anda ke jalan yang sebenarnya. Dari menjaga lisan ia tahu kalau lidahnya adalah pedang yang begitu tajam. Dari menjaga perbuatannya ia tahu ada banyak orang yang harus ia jaga ditangannya.


 Selama engkau berlayar maka kabarkanlah bahwa dibalik kesulitan ada kemudahan. Kabarkanlah pada yang bersedih bahwa kebahagian itu ada di sekitarnya. Kabarkanlah kepada yang patah hati bahwa cinta sejati akan mendatanganinya. Kabarkanlah kepada yang tersiksa bahwa pertolongan akan tiba pada waktunya. Kabarkankanlah bahwa janji sang pencipta itu pasti. Tebarlah kebaikan selama berlayar, biarlah orang-orang menjadi sanksi sejarah perjalanan anda yang mulia.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Filosofi kertas Kehidupan

Filosofi Mentalitas Sepeda Habibie

Tiga Jenis Filosofi Tanda Tanya