Kata-kata tersebut menjadi hal terakhir yang diucapkan oleh Drio sebelum pergi dari rumahnya. Drio membalikkan badannya dan pergi keluar, dia sebenarnya ingin untuk memeluk ibunya yang telah begitu peduli dan menerima apa adanya namun rasa amarah telah menyelimuti Drio sehingga ia sudah muak dengan segalanya. Drio keluar rumah, ia berjalan menjauhi rumah sederhana tersebut sambil menengok ke belakang. Dalam hati kecilnya, ia berharap ibunya memanggilnya untuk kembali, sama seperti waktu kecil dimana ia main terlalu lama. Ingatan itu datang seketika, Drio pun masih dengan jelas mengingat ingatan itu. “ Drio cepat pulang ! Ada ikan bakar kesukaanmu !” Teriak Ibu Drio yang memanggilnya beberapa tahun yang lalu. Akan tetapi hari ini tidak terjadi, semakin jauh Drio untuk melangkah semakin ia sadar bahwa hal itu tidak akan terjadi. Entah kenapa ia merasakan rasa sakit di dada atas kirinya. Rasa sakitnya begitu menusuk dan rasanya jauh lebih menyakitkan dari rasa peri