Mengungkap Keindahan Dunia Quite Luxury Brand di Indonesia: Eksklusifitas yang Sederhana
.jpg)
Drio memegang genggam pintu tersebut sambil meyakinkan dirinya. Seekor anjing yang sedang melompat untuk mendobrak pintu tersebut terkejut melihat Drio berdiri di depannya setelah pintu itu terbuka. Drio yang melihat anjing tersebut memukul dengan pipa besinya sehingga anjing itu terlempar ke jauh belakang. Drio melangkahkan kakinya keluar ruangan dengan gagahnya.
“
Ayo ! aku akan menghajar kalian semua.” Ungkap Drio sambil menodongkan pipa
tersebut.
Tiga ekor anjing melompat dari atas
dengan arah yang berbeda. Drio langsung memukul seekor anjing yang datang
sebelah kanannya. Kemudian, ia langsung menunduk untuk menghindari dua ekor anjing
yang datang dari arah belakangnya. Lalu seekor anjing datang berlari ke arah Drio
sehingga secara refleks, Drio langsung mengayunkan pipa besi sambil memutar
badan ke arah kiri. Akan tetapi, Anjing itu menggigit pipa besi tersebut dan
mendorong badan Drio hingga jatuh telentang
“
Rrr ... rrr ...” Terdengar suara geraman anjing sambil menggigit pipa besi
Drio.
Drio telentang sambil menahan tarikan
gigitan anjing yang berdiri di atas kedua kakinya, sambil memegang ke pipa besi
tersebut agar tidak di ambil olehnya. Drio dapat melihat dengan jelas dekat
gigi runcing anjing tersebut dan mampu
membengkokkan pipa besinya. Bau daging busuk dari hidungnya basah dan air liur
yang jatuh membasahi badan Drio. Anjing lain mulai berlari membuat Drio
menendang anjing di atas badannya dengan kaki kanannya.
“Ayo
maju kalian semua.” Provokasi Drio kepada segerombolan anjing tersebut sambil
berusaha berdiri.
Drio terus mengayunkan pipa besinya
sekuat tenaga ke setiap anjing yang melompat ke arahnya. Sesekali ia mencoba
menghindar dari serang yang datang terus menerus tanpa henti. Selama mereka
bertarung. Drio melirik ke arah atas sambil melihat bayang-bayang seekor anjing
yang hanya berdiri di tempat tertinggi sambil mengawasi pertarungan mereka.
“
Ahh..... “ Teriak Drio saat seekor anjing berhasil menggigit paha kiri Drio
dari belakang.
Drio langsung memindahkan pipa
besinya ke tangan kirinya dan memukul ke
arah belakang sehingga mengenai kepala anjing yang gigitannya dengan ujung
tumpul dari pipa besi tersebut. Anjing itu tidak mau melepaskan gigitannya
walaupun Drio telah memukul anjing tersebut bekali-kali. Justru semakin keras
Drio memukul, semakin kuat gigitan dari anjing tersebut. Drio akhirnya bisa lepas
dari gigitannya setelah anjing tersebut jatuh pingsan.
“
Huh ... huh ... huh ...” Hela nafas Drio
yang mulai kelelahan.
Serangan datang terus menerus tanpa
henti dan Drio mulai merasakan tubuhnya lemas dan sulit untuk berkonsentrasi. Anjing-anjing
tersebut masih bisa bangkit kembali dengan cepat walaupun telah menerima
hantaman keras dari pipa besi ke tubuh mereka. Drio semakin terdesak karena
usahanya sama sekali tidak ada artinya bagi segerombolan anjing tersebut.
Kemudian,
seekor anjing berlari cepat ke arah depannya secara terang-terangan. Drio
langsung mencoba mengayunkan pipanya dari arah belakang dengan tangan kanannya.
Namun sayang, serangannya gagal karena tangannya yang lelah membuat ayunan
tersebut terlalu lemah dan lambat sehingga anjing tersebut dapat mencuri
senjata pipa besi dari tangan Drio. Drio pun berdiri bungkuk dengan keadaan
dengan kedua tangan yang bergelantungan lemas dan kaki gemetar menahan sakit
sambil berusaha untuk tetap berdiri.
“
Ayo habisi aku ! Dasar anjing-anjing sialan !” Ejek Drio sambil tersenyum.
Seekor
anjing menerkam lengan kanan Drio. ia langsung berusaha memukul anjing tersebut
dengan tangan kiri bertubi-tubi tapi
naas pukulannya terlalu lemas sehingga anjing tesebut masih bisa bertahan. Anjing
lain datang menerkam kedua kaki dan bahu kiri Drio sehingga badannya terlalu
berat dan membuatnya jatuh ke tanah. Drio mengeluarkan ekspresi kesakitan
tetapi ia tidak mampu berteriak kehabisan tenaga. Pandangannya pun mulai buram
dan ia kesulitan untuk tetap menahan kedua matanya untuk tetap terbuka.
“
Zap .....” Terdengar suara aliran listrik.
Telinga sensitif anjing-anjing
tersebut secara refleks terkejut mendengar hal tersebut. Kepala dan mata mereka
menoleh ke kanan ataupun ke kiri sambil menjulurkan kedua lidahnya. Anjing yang
menerkam Drio melonggarkan gigitan mereka karena fokus mereka teralihkan oleh sesuatu
yang aneh di tempat itu.
Aliran listrik biru terlihat
bergerak cepat dari tubuh Drio. Anjing yang menangkapnya langsung melepas gigitan mereka karena merasakan
sengatan listrik mengalir di mulut mereka. Suara listrik terdengar semakin
keras dan percikan listrik semakin jelas terlihat bergerak dalam tubuh Drio. Para
anjing melangkah mundur perlahan-lahan menjauhi tubuh Drio yang dipenuhi oleh
aliran listrik.
“
Boom ” Suara gelombang listrik terlepas dari tubuh Drio.
Anjing-anjing di sana jatuh satu per
satu. Tubuh mereka mengalami kejang-kejang karena serangan aliran listrik.
Seekor anjing yang mengawasi pertarungan mereka tidak luput dari serangan
tersebut. Ia berusaha untuk tetap berdiri tetapi kakinya gemetar tak terkendali
untuk mempertahan posisinya. Ia berusaha mengaung sebelum akhirnya ia jatuh ke
bawah dan pingsan dari tempatnya mengawasi.
Dari mulut anjing itu, keluar gelombang suara yang merambat melewati
udara malam. Gelombang tersebut bergerak cepat menyalip udara dan melewati
rumah-rumah kumuh. Gelombang suara itu terdengar oleh orang-orang yang sedang
beraktivitas di malam hari. Gelombang itu terus bergerak jauh dari asalnya,
melewati kobaran api hebat yang melahap sebagian pemukiman kumuh.
Suara lolongan akhirnya tiba di
telinga seorang pria. Dia mengenakan penutup telinga yang terbuat dan masker
besi dengan lubang-lubang kecil. Pria itu berjalan dengan sepatu boots di atas
lantai kayu yang mengeluarkan kobaran api. Ia melangkah menuju sebuah jendela dengan
santai saat dinding tembok terbakar dan langit-langit mulai runtuh.
“
Ogh .... Ogh .... Ogh ....” Terdengar suara segerombolan anjing yang saling menggonggong
keras dari jendela tersebut.
Dari jendela, Pria itu dapat melihat
segerombolan anjing yang menyeret orang-orang dengan giginya. Segerombolan
anjing lainnya berlari-lari dan melompat dalam bangunan-bangunan yang terbakar.
Mereka masuk dan keluar dari kobaran api seolah-olah tidak takut jika bulu-bulu
halus mereka terbakar oleh api yang melahap wilayah tersebut.
“
Hu....hu....hu....”
“
Tolong-tolong ...”
“
Ayah ibu dimana kalian ??? ”
Seorang anak kecil menangis di jalan
sambil memegang sebuah boneka beruang yang setengah hangus terbakar di tangan
kanannya. Anak itu kebingungan tak tahu harus ke mana ia berjalan. Ia berusaha
teriak mencari ayah dan ibunya tetapi hanya bangunan yang terbakar di
pandangannya. Asap yang semakin tebal membuat anak itu pingsan kesulitan untuk bernafas.
Lalu seekor anjing besar datang dan menggigit leher gadis itu dan membawanya ke
dalam kobaran api.
Pada malam itu, orang-orang jatuh
dalam depresi. Sebagian duduk dalam ruang yang terbakar sambil menggigit
jari-jari mereka. Sebagian berteriak meminta tolong sambil mengangkat kedua
tangan mereka ke arah langit dan berharap sebuah ke mukjizat datang tetapi
sayang bulan ternama begitu terlihat indah menjadi saksi dari insiden tersebut.
“
Haley ! Datang kemari !” Teriak pria tersebut memanggil seekor anjing.
Muncul seekor anjing dalam
bayang-bayang asap berjalan keluar dari kobaran api. Bayangan anjing itu
terlihat besar dan mengerikkan di ruangan tersebut. Pria yang mengenakan rompi
anti peluru menghampiri anjing tersebut kemudian menunduk sehingga kalung nama Kapten
Bone terlihat. Bone pun memberikan sebuah instruksi kepada anjing tersebut.
“
Ogh ... Ogh ...” Menggonggong anjing tersebut kemudian pergi setelah memahami
instruksi Bone.
Bone
kemudian berjalan keluar jendela kemudian mengambil sebuah alat komunikasi
kecil berbentuk kotak dari saku kanannya. Kemudian, ia menarik antena keluar
dari kotak tersebut dan berkata “ Ini Bone, Si Kucing Hitam ada di Distrik
Tembok Laut Utara, aku ulangi Si Kucing
Hitam ada di Distrik Tembok Laut Utara.”
Komentar
Posting Komentar