Mengungkap Keindahan Dunia Quite Luxury Brand di Indonesia: Eksklusifitas yang Sederhana
.jpg)
“ Aku sangat lelah ...”
“
Aku benar-benar lelah ...”
Kata-kata itu terbenak dalam pikiran
Drio yang kemudian tersadar dari pingsannya. Ia sedang duduk dan merasakan
udara begitu dingin dari belakangnya serta udara panas yang datang dari
depannya. Dia melihat kobaran api yang telah merajalela di tempat dimana ia
tinggal. Seketika, ia langsung mencoba untuk mengerakkan tangannya tapi ada dua
rantai borgol besi mengikatnya di antara dua balok besi yang di tancapkan.
“
Apa ini ? ” Tanya Drio yang melihat
kedua tangannya terikat.
Drio memerhatikan sekitarnya. ia
menyadari bahwa ia sedang di tahan di atas dinding laut. Drio yang teringat
dengan keluarganya berusaha menarik kedua tangannya ke depan tetapi tangannya
terasa begitu berat untuk ia tarik. Drio kemudian menutup mata dan mengingat
rasa dari kekuatan listriknya. Ia melihat sebuah bola energi berwarna biru yang
di aliri oleh listrik bergerak di sekitarnya. Ia mulai merasakan aliran listrik
yang ada di kedua tangannya.
“
Ah ....” Teriak Drio yang kehilangan konsentrasi akibat seekor anjing menggigit
lehernya.
Drio baru menyadari bahwa ada
beberapa ekor anjing yang berada di sekitarnya. Mereka berbaring mengawasi sambil menjilat tubuh
mereka dengan lidahnya. Ada yang berlari-lari sambil mengejar ekornya sendiri.
Ada yang berdiri sambil melihat pemandangan lautan api. Mereka terlihat santai tetapi
pengawasan mereka masih tetap waspada.
“
Ogh ... Ogh .....” Seekor anjing menggonggong.
Mereka dengan sigap langsung berdiri
membentuk dua baris saling berhadapan satu sama lainnya. Kemudian, mereka duduk
dengan rapi sambil membusung dadanya dan kepala mereka menghadap ke depan. Drio
yang melihat itu terheran-heran sambil mengangkat alis kanannya sebab anjing
tersebut begitu terlatih dan memiliki pola pikir yang terorganisir.
Tidak lama kemudian datang
bayang-bayang anjing yang berbulu tebal datang kepada Drio. Drio berkeringat saat melihat seekor anjing
yang terlihat ketakutan dengan kedatangannya. Kaki anjing itu gemetar dan
matanya terus menoleh ke kanan atau ke kiri, dia mencoba untuk meniru sikap
sempurna rekannya tetapi hal itu membuatnya tambah terlihat gugup.
Drio merasakan aura yang
mengintimidasi dari kedatangan anjing tersebut. Ia menelan dalam – dalam
ludahnya sambil membayangkan seberapa mengerikkan anjing tersebut. Sebesar apa
tubuhnya, seberapa mengerikkan mulutnya, dan seberapa kuat menjadi kumpulan
pertanyaan dalam kepalanya. Ketika kepala anjing itu terlihat, Drio terkejut
dengan sosok dari anjing tersebut.
“
Ha ..... Ha ....” Tawa Drio tidak bisa
menahan diri.
Anjing itu datang sambil berlari-lari
dengan kaki kecilnya. Matanya yang berbentuk bulat dan ukuran kepalannya sebesar
tangan orang dewasa, dan badanya yang begitu mungil membuat Drio tidak bisa
menahan tawa. Merasa di ejek, Anjing itu langsung menggigit badan Drio dengan
gigi mininya.
“
Argh ....” Teriak Drio merasakan gigitan anjing tersebut.
Seketika Drio merasakan hawa
membunuh datang ke tempat tersebut. Ia langsung menatap ke depan dan tubuhnya
penuh dengan keringat. Terdengar suara langkah sepatu dan gesekan rantai yang
mengganggu telinga Drio. Drio melihat seseorang setinggi 6 kaki dengan badan gempal datang.
“
Siapa anak muda ini ? ” Tanya Bone sambil menghampiri Drio
Drio melihat Bone begitu
mengerikkan. Ia melihat seseorang rambut pendek dengan sedikit gejala botak menatap
tajam sambil mendekati dirinya. Dia memiliki lengan yang kekar sambil membawa
rantai di tangan kirinya. Darah segar masih menetes dari rantai yang Bone bawa.
Dia mengenakan masker besi hingga menutupi ke dua telingannya sehingga ada suara
bising saat dia bicara.
“
Aku mencium bau si kucing hitam.” Ungkap Bone saat mendekati Drio.
Bone pun menunduk dan mengendus tubuh
Drio dengan hidung yang ada di balik masker besinya. Nafas dari hidungnya
terdengar kasar karena pantulan dari sela-sela besi. Tubuh Drio di basahi oleh
air liur yang jatuh dari masker besi Bone. Kemudian, Ia menatap tajam Drio
dengan rasa penasaran sehingga Drio langsung mengalihkan pandangannya.
“
Apa hubunganmu dengannya ? ” Tanya Bone
“
....” Drio diam membisu.
“
Aku tanya sekali lagi. Apa hubunganmu dengannya ?” Tanya Bone dengan lantang
sambil menujukan wajah seramnya.
“
Aku ..... tidak .... tahu ... siapa dia !” Jawab Drio dengan kata yang terbantah-bantah.
Tiba-tiba seekor anjing berwarna
hitam kecokelatan datang berlari menghampiri Bone dari arah kejauhan. Bone yang
menyadari anjing tersebut berbalik arah dan meninggalkan Drio. Mereka kemudian berbicara
satu sama lain dimana Bone hanya menunduk dan anjing tersebut bergerak-gerak
dengan bahasa isyarat yang tidak bisa dipahami oleh Drio.
“
Ayo anak – anak ! Ada hal yang harus kita kerjakan ! ” Instruksi Bone kepada
anjing-anjing dan meninggalkan Drio.
Tersisa Drio yang terantai dan
anjing tersebut. Anjing itu menghapiri Drio yang begitu lemas dan ketakutan.
Lalu, ia menjilati wajah Drio yang syok dengan lidahnya. Drio merasakan
terkanannya berkurang dan tubuhnya sudah tidak gemetar seperti sebelumnya. Drio
mengingat bahwa itu adalah anjing yang ia bantu sebelumnya.
“
Terima kasih kawan !” Ucap Drio.
Anjing tersebut kemudian menggigit
rantai yang mengikat Drio. Gigitan anjing itu begitu kuat sehingga mampu mematahkan
rantai tersebut. Drio akhirnya jatuh berbaring dan dapat merasakan tangan dan
badannya lemas tidak berdaya. Anjing itu kembali menjilati wajah Drio agar
tetap sadar tetapi Drio sudah kehabisan
tenaga. Sebelum ia tertidur, Drio melihat sebuah kalung yang tertulis nama “Dante”
di Anjing yang menolongnya itu. Drio
akhirnya bisa beristirahat setelah semua kejadian yang terjadi pada hari itu.
Keesokan pagi harinya, Drio
berjalan-jalan dengan badan kotor kecokelatan, luka-luka bekas gigitan, dan
lapisan perban yang terbuka. Wajahnya terlihat kusam dan memiliki tatapan
kosong. Ia hanya berjalan ke depan tidak peduli pada apa yang ada di
sekitarnya.
Ia berjalan di antara rumah-rumah
yang hancur dan sebagian telah hangus terbakar. Puing-puing bangunan penuh
dengan warna hitam. Abu yang bertebaran dimana-mana membuat langkah Drio
meninggalkan jejak sepanjang perjalanan. Beberapa orang mencoba membongkar
sisa-sisa bangunan dan berharap barang berharga yang selamat. Sebagian lainya
berjalan dengan sedih dan ada yang berteriak tidak jelas melampiaskan kesialan
yang terjadi.
Drio akhirnya tiba di depannya
rumahnya yang telah hancur di makan oleh api dan menyisakan puing-puing
bangunan. Ia langsung menjatuhkan tubuhnya ke depan sambil memukul-mukul tanah
berulang kali. Ia menangis penuh dengan penyesalan dan tidak percaya semua ini
telah terjadi begitu cepat.
“
Kenapa ini harus terjadi ?”
“
Aku mohon ....”
“
Ini sungguh ...”
“
Ha ha ha... Itu malam luar biasa ! Ha ha ha” Tertawa seseorang pria yang duduk
disana sambil minum sebotol anggur.
“...”
Drio terdiam dan melihat Pria pencuri toko Mr Tao ada di dekat sana.
“
Si Kucing Hitam telah menujukkan taringnya ! Ha ha ha dan itu ....” Terhenti kalimat pria itu untuk meneguk anggurnya.
“ Itu sungguh menakjubkan Ha ha ha !”
Drio akhirnya menyadari siapa
sebenarnya si kucing hitam. Ia adalah Leon seseorang yang telah menolongnya dan
mengobatinya sehingga anjing-anjing itu mencium bau si kucing hitam pada
tubuhnya. Drio merasakan rasa amarah yang tumbuh dalam hatinya. Ia kemudian
berdiri dan mengusap kedua matanya yang penuh air mata. Ia masih mengingat
sebuah obrolan sebelum mereka berpamitan.
“
Jadi ke mana engkau akan pergi ? ” Tanya
Drio,
“
Aku ingin mencari seseorang yang bisa memperbaiki kendaraan favoritku di
Pelabuhan Crack ! ” Jawab Leon sambil tersenyum.
Bersambung
...
Komentar
Posting Komentar