Belajar Bisnis Kuliner Ayam Bakar Madu Jalan Sunan Kalijaga Kota Malang

Ilustrasi Two chicken sticks on plate with glass oleh Bgrfx Sumber Gambar Freepik

    Saya punya seorang teman yang usianya sekitar kepala empat di Jalan Sunan Kalijaga, Kota Malang. Lokasi lebih tepatnya berada di belakang Universitas Maulana Malik Ibrahim. Awalnya saya hanya iseng untuk membeli sebuah ayam bakar dan nasi yang sangat terjangkau ditambah es teh yang menurut saya terlalu manis.

    Ayam bakar madu adalah menu andalannya, ayam yang dibakar hingga empuk dan bahkan tulangnya pun dapat dimakan dengan bumbu kecap serta madu yang menyerap di setiap dagingnya. Harganya mungkin seperti kaki lima tetapi untuk rasanya itu seperti restoran bintang lima. Tempat tersebut punya hubungan emosional yang mengajarkan saya akan sebuah masalah dari bisnis Food and Beverage.

Pemilik ayam bakar madu tersebut punya ciri khas dimana ia punya rambut gelombang yang dikuncir dan kumis tipis. Ia adalah orang yang terbuka terhadap pelanggan dan tidak sungkan untuk berbagi pengalamannya. Pengalaman pahit yang pernah ia rasakan agar tidak terulang oleh anak muda yang makan di tempatnya.

Makanan Manis di Lidah dan Manis di Kenangan

  Saat pertama kali datang, tempat tersebut hanyalah sebuah warung kecil yang hanya bisa berisi sebanya 8 orang yang bisa makan di tempat. Hiasan tempat makan yang mengangkat konsep era 80-an dengan radio baterai yang masih menyala memutar lagu-lagu jadul yang mungkin tidak pernah orang dengarkan sebelumnya.

Hiasan dinding terdapat bingkai-bingkai foto dengan para pelanggannya. Mulai dari mahasiswa lokal hingga turis macam negara datang ke tempat kecil tersebut. Pemilik warung juga pandai berbahasa inggris sehingga ia dapat terbuka dengan orang asing yang datang ke kota malang.

Menu ayam bakar madu adalah hidangan utama tersebut tetapi ada beberapa menu yang tidak kalah enaknya. Salah satunya adalah tempe bakar yang rasanya sangat unik karena biasanya tempe bakar punya tekstur keras sedikit gosong tetapi tempe disana punya rasa gurih dan manis. Makanan ini sangat cocok buat kalian yang diet untuk makan daging ataupun seorang vegetarian

Lalu ada sup ayam merah yang mempunya rasa yang kaya rempah-rempah bercampur dengan potongan sayur di dalamnya. Salah triknya adalah dengan mengunyah sedikit nasi di mulut kemudian ambil minum sup tersebut dan rasakan kaldu ayam yang meleleh di dalam butiran nasi yang mudah dicerna. Rasa sup tersebut juga menghangatkan di lambung apalagi ketika dinikmati saat musim hujan maupun malam hari yang dingin.

Terkadang ada pelanggan lama yang datang untuk mampir sambil berwisata. Pelanggan tersebut datang bukan hanya untuk makan tetapi ingin mengenang tentang masa lalu mereka. Ada yang bercerita kenangan mantan saat makan di sana, ada yang terpaksa makan di sana karena dompet kering atau akhir bulan, dan ada yang bertukar pikiran soal apa saja.

Dari hal tersebut, saya berpikir saat sebuah tempat makan tidak hanya memanjakan lidah dan memberikan wisata pada mulut saja tetapi ketika tempat makan tersebut memberikan sebuah pengalaman secara personal maka hal itulah yang sebuah tempat makan itu istimewa. Hal ini juga sama kenapa orang-orang datang ke Mcdonald atau KFC yang menjadi sebuah restoran cepat saji yang ramah kepada keluarga ataupun Kopi Starbuck yang punya atmosfer yang berbeda. Harga itu hanyalah angka tetapi pengalaman itu tidak bernilai.

Tantangan Menghidangkan Ayam Bakar di Atas Meja

Rasa penasaran membuat saya bertukar pendapat dengan pemilik, topik favoritnya adalah seputar dunia politik dan hubungan dengan sesama manusia karena beliau adalah salah satu mantan aktivis di tahun 98. Beliau sangat hati-hati dengan obrolannya dan waspada dengan sekitarnya tetapi saya tidak akan hal itu karena saya tidak terlalu minat dengan politik.

Hal yang menurut saya menarik adalah ketika bertukar ide tentang masalah yang beliau hadapi. Salah satunya adalah tentang lokasi warung makannya yang  terletak di sebuah jalan yang tidak luas tetapi punya lalu lintas yang padat sehingga tempatnya sangat sulit di jangkau serta tempat parkir yang kapasitasnya hanya bisa empat sepeda motor.

Saya pernah menyarankan untuk memindahkan lokasi karena jujur saya sendiri juga kesulitan untuk mampir jika lalu lintas sedang padat terutama di malam sabtu minggu yang seharusnya menjadi peluang justru merugikan. Akan tetapi, beliau mengalami modal yang terbatas sehingga hanya mengandalkan promo harga yang tidak jelas kapan berakhirnya.

Disisi lain, beliau punya dilema dari bisnisnya dimana harga bahan baku yang setiap tahunnya naik tetapi ada rasa sungkan untuk menaikkan harga dan persaingan harga yang oleh pemain besar. Hal ini yang menjadi sebuah masalah dari sebuah bisnis kuliner yang menargetkan pasar kelas bawah. Untuk mengantisipasi hal tersebut  beliau juga menyiapkan menu premium seperti sup ayam merah untuk menutupi harga promo.

Selain itu, beliau juga pernah mengalami masalah internal dimana ada rekanya yang mengkhianati bisnis yang mereka bangun bersama dengan membuka tempat baru dengan nama yang berbeda tetapi resep yang sama tetapi gagal karena tidak mampu menjadi kualitas dari makanan yang disajikan. Hal inilah yang membuat banyak tempat makan yang mencoba membuka cabang tetapi gagal karena tidak mampu menjaga kualitas dan hanya menjual ide bisnis dengan sistem waralaba.

Kesimpulan

Jadi hal itu adalah sebuah pengalaman saya dari Ayam Bakar Jalan Sunan Kalijaga, Kota Malang. Penting sekali sebuah makanan yang enak ditambah dengan pengalaman yang unik bagi para pengunjung. Kemudian, di balik bisnis makanan yang terlihat enak ada banyak masalah di balik layar.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Filosofi kertas Kehidupan

Filosofi Mentalitas Sepeda Habibie

Tiga Jenis Filosofi Tanda Tanya