Analisis Pendekatan Strategi Pemasaran Internasional Brand Fashion Zara Industria de Diseño Textil, S.A (Inditex)

Ditulis oleh :

Hendra Setiawan  

Hikam Almadani                    

Ilham Helmi Arif    

PENDAHULUAN


1.1 Latar Belakang

Dalam dunia yang terhubung globalisasi terjadi pertukaran informasi yang cepat dan terjadi dalam waktu singkat. Perkembangan teknologi yang modern membuat perubahan yang terjadi pada perilaku konsumen terutama dalam dunia fashion modern atau biasa dikenal dengan “Fast Fashion. Istilah tersebut mengacu  pada strategi bisnis yang  merespons cepat terhadap perubahan tren dengan meningkatkan desain dan produk secara efektif dalam waktu singkat dengan harga yang terjangkau  (Choi  Liu,  Liu  Mak  &  Todalam  Okta dwianti, 2018)


Tren ini muncul pada tahun 1990 yang diperkenalkan brand fashion ternama yang berasal dari Spanyol yaitu Zara. Zara adalah salah satu merek fashion yang dimiliki oleh Industria de Diseño Textil, S.A atau biasa dikenal dengan Inditex. Zara didirikan pada tahun 1975 oleh Armancio Ortega dan Rosallia mera bermarkas di Arteixo. Zara sendiri merupakan flagship store dari Inditex, yang juga memiliki beberapa merek ternama lainnya seperti : Massimo Dutti , Pull and Bear , Oysho, Uterqüe, Stradivarius dan Bershka. 


Dalam tren Fast Fashion Zara berhasil membuka 329 toko offline yang tersebar ke 79 negara dengan merilis sekitar Zara sendiri sekitar 10.000 desain baru setiap tahunnya. Sehingga berhasil mencetak pendapatan bersih sebanyak 19.586 Juta euro pada tahun 2021. Dalam tahun yang sama Zara telah mendapatkan 116,2 juta pengikut di sosial media dan 4,134 juta kunjungan pada situs perusahaan. 


Dalam kesuksesan tersebut ada beberapa tantangan besar yang harus dihadapi oleh Zara yaitu perbedaan budaya, kelas masyarakat, dan tren fashion yang berubah dengan cepat serta harus bersaing dengan merk ternama lainya seperti H&M dari Swedia dan Benetton dari Italia.


Rumusan Masalah

   Berdasarkan latar belakang masalah maka dapat dirumuskan suatu pokok masalah yang kemudian disusun dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut:

  1. Bagaimana profil mengenai Zara ?

  2. Apa keunggulan produk dari Zara ?

  3. Siapakah pesaing dari Zara ?

  4. Bagaimana model bisnis Zara ?

  5. Strategi apa yang digunakan Zara dalam pemasarannya ?

Tujuan 

   adapun tujuan dalam pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut :

  1. mengetahui analis pemasaran internasional pada sebuah produk Zara


PEMBAHASAN


2.1 Pengertian Profil Zara


ZARA adalah salah satu merek dagang perusahaan garmen dari Spanyol. ZARA didirikan pada tahun 1975 oleh Armancio Ortega an Rosallia mera. Armancio Ortega membuka toko pertama "ZARA" di pusat kota A Coruña, Galicia, Spanyol dan kemudian pindah di Arteixo, Gallicia, Spanyol sampai sekarang.

Pada tahun 1980, perusahaan mulai mengekspansi brand-nya ke dunia internasional melalui Porto, Portugal.  Pada tahun ini juga, Ortega mulai memodifikasi desain, manufaktur dan proses pendistribusian. Hal ini dilakukan agar ada reaksi pembentukan tren baru dengan cara yang lebih cepat atau biasa disebut dengan sistem ini sebagai "mode instan". Tahun 1989, "ZARA" memasuki pasar mode Amerika Serikat, kemudian ke Perancis yang menjadi salah satu kiblat mode dunia mulai diekspansi "ZARA" pada tahun 1990.

  Hingga hari ini, "ZARA" sudah memasuki 73 negara dengan jumlah 2007 toko yang tersebar di dunia. Toko paling banyak berada di Spanyol, yaitu kurang lebih 329 toko. Disusul Perancis dengan kurang lebih 114 toko. Sedangkan Indonesia terdapat kurang lebih 9 toko yang tersebar di kota-kota besar. Adapun jenis pakaian yang diproduksi "ZARA" mencakup pakaian perempuan dan laki-laki untuk berbagai segmen usia. Dalam satu tahun Zara mampu menciptakan sekitar 10.000 Desain baru yang unik dan terbatas menyesuaikan selera dari tempat tinggal pelanggannya.


2.2 Keunggulan Produk Zara


     Zara mampu meraih hati konsumen karena memiliki sistem kerja yang unik dan istimewa dengan merk-merk fashion lainnya. Zara tidak hanya menciptakan permintaan untuk trend terbaru dengan mengadakan fashion show, tetapi dengan mempelajari dan mengamati permintaan pasar di seluruh gerai Zara secara terperinci dengan melakukan survei secara pelanggan di setiap aktivitas pelanggannya.

Hasil dari pengamatan tersebut diolah untuk menentukan desain atau rancangan fashion yang akan diproduksi dalam waktu yang singkat di La Coruna, Spanyol sebagai markas pusat perancangan produk fashion Zara. Terdapat 200 orang desainer yang siap merespons dan meluncurkan produk dalam waktu dekat.

 Para desainer tersebut, difasilitasi untuk melakukan perjalanan antar Negara untuk melihat perkembangan trend fashion masyarakat secara global dan mengenal lebih dekat dengan budaya lokal. Upaya ini dilakukan untuk mempercepat gerak produksi serta menangkap keinginan dan kebutuhan konsumen serta perubahan pasar.

Selain itu, Zara menawarkan one stop shopping bagi konsumennya. Zara menyediakan pakaian dan aksesoris yang dibutuhkan oleh konsumen wanita , pria, dan anak-anak dipenuhi di gerainya dengan konsep unik, eksklusif, serta terbatas membuat pelanggan  datang ke Zara dapat memenuhi kebutuhan fashion sesuai dengan preferensi masing-masing.

            

Konsep bisnis Zara disebut sebagai freshly baked clothes. Dimana Zara menempatkan produknya sebagai produk yang rapuh (perishable) seperti bahan pangan atau produk yang memang tidak dapat bertahan lama sehingga konsumen dapat menikmati sensasi membeli baju baru dalam waktu singkat dan harga yang terjangkau.


Kecepatan dan efisiensi merupakan sumber kesuksesan Zara dalam menawarkan produknya berada di tempat yang tepat dan menjadikan Zara sebagai yang pertama di trend pasar dengan produk fashion yang up to date. Tingkat turnover yang tinggi serta setiap design unik, jumlah terbatas, dan diperbarui setiap dua minggu membuat konsumen sulit mendapatkan produk fashion yang sejenis Hal ini membuat konsumen Zara menjadi pembeli yang impulsif dan rutin berkunjung ke gerai Zara. Menurut survey yang dilakukan oleh Zara di Spanyol, rata-rata pelanggan Zara mengunjungi dan berbelanja di gerai Zara adalah sebanyak 17 kali dalam setahun.


2.3 Pesaing produk Zara


  • Hennes dan Mauritz


Hennes and Mauritz (H&M) didirikan sebagai Hennes di Swedia pada tahun 1947. Sebagai pesaing terdekat Inditex dalam mode kelas atas, ada beberapa perbedaan utama. H&M mensukontrakkan semua produksinya, setengahnya ke pemasok Eropa, yang menyiratkan waktu pengiriman yang baik menurut standar industri tetapi jauh lebih lama daripada Zara. H&M menjadi internasional lebih cepat, menghasilkan lebih dari setengah penjualannya di luar negara asalnya pada tahun 1990, 10 tahun lebih awal dari Inditex. H&M juga telah mengambil pendekatan negara yang lebih terfokus, berfokus pada Eropa Utara dan mendirikan pusat distribusi di setiap negara. Tidak seperti Inditex, H&M beroperasi di bawah satu format, meskipun memasarkan pakaiannya di bawah beberapa merek atau konsep ke segmen pelanggan yang berbeda. H&M juga cenderung sedikit lebih murah daripada Zara (yang ditampilkan H&M secara mencolok di jendela dan di rak), beriklan seluas kebanyakan pengecer pakaian lainnya, dan mempekerjakan beberapa desainer (60% lebih kecil dari Zara, meskipun Zara masih 40% lebih kecil. ).  dan lebih jarang memperbarui tokonya. Rasio harga terhadap pendapatan H&M, sementara masih pada level tinggi, telah jatuh ke level yang sama dengan Inditex karena kerugian mode yang menyebabkan laba bersih turun 17% pada tahun 2000 dan pengumuman baru-baru ini bahwa upaya ekspansi agresif di Amerika Serikat sedang digagalkan. .


  • Benetton

Benetton, didirikan pada tahun 1965 di Italia, berfokus pada pakaian rajut dalam warna-warna cerah. Ia menjadi terkenal pada 1980-an dan 1990-an karena iklannya yang kontroversial dan sebagai organisasi jaringan yang mengalihdayakan operasi padat karya atau tidak sensitif terhadap kontraktor. Tetapi Benetton sebenarnya berinvestasi cukup banyak dalam mengendalikan operasi manufaktur lainnya. Di mana ada sedikit investasi di hilir. ia menjual produknya melalui pemegang lisensi, biasanya pengusaha dengan tidak lebih dari $100.000 untuk berinvestasi di toko kecil yang hanya dapat menjual produk Benetton. Sementara Benetton cepat di beberapa bidang bisnis seperti manufaktur warna, perusahaan mengandalkan bisnis ritelnya untuk memasok sebagian besar backlog untuk bisnis manufakturnya, dan sebagai hasilnya cocok untuk beroperasi di bawah waktu pengiriman multi-bulan. Format Benetton tampaknya mencapai kejenuhan pada awal 1990-an, dan laba terus menurun selama sisa 1990-an. Sebagai tanggapan, ia memulai strategi perampingan lini produk, konsolidasi lini produk, dan konsolidasi lini produk. mereka menjadi "pusat manufaktur" di beberapa wilayah yang berbeda dan memperluas atau mengkonsolidasikan toko yang ada sambil meluncurkan program untuk mendirikan perusahaan yang dimiliki oleh perusahaan yang jauh lebih besar. tempat penjualan di kota-kota besar. Sekitar 100 supermarket Benetton  beroperasi pada akhir tahun 2001, dibandingkan dengan jaringan sekitar 5.500 toko  pihak ketiga yang lebih kecil.



2.4 Model Bisnis Zara


   Model bisnis Zara terdiri dari 5 kunci utama yaitu Desain, Produksi, Logistik, Strategi, dan Promosi yang merupakan sistem yang saling terkait antara satu dengan yang lainnya. Zara jepang mengadopsi sistem dan manajemen yang sama dengan Zara pusat di Spanyol dan juga gerai Zara di Negara-negara lainnya. Hubungan antara pihak Zara pusat dengan jaringan gerainya di seluruh dunia dengan sangat cepat membuat pihak desainer Zara mendapat first hand input mengenai trend dan style yang berkembang di seluruh dunia. Zara memberikan competitive positioning yang berbeda di setiap pasar, karena setiap Negara memiliki ciri tersendiri yang erat kaitannya dengan perbedaan budaya, gaya hidup, psikografis, tingkat ekonomi, dan faktor lainnya seperti ukuran tubuh masyarakat Negara tujuan Zara.

    Konsep desain bergantung pada kreasi yang berkelanjutan dan penambahan desain-desain baru. Pendekatan ‘naluri dan respons’ Zara membuatnya mampu untuk selalu memimpin dalam siklus fashion. Dengan posisi permintaan dan harga yang paling tinggi yang dipadukan dengan supply chain yang sangat efisien sehingga menghasilkan margin yang sangat baik.

   Konsep desain bergantung pada kreasi yang berkelanjutan dan penambahan desain-desain baru. Pendekatan ‘naluri dan respons’ Zara membuatnya mampu untuk selalu memimpin dalam siklus fashion. Dengan posisi permintaan dan harga yang paling tinggi yang dipadukan dengan supply chain yang sangat efisien sehingga menghasilkan margin yang sangat baik.

   Konsep desain bergantung pada kreasi yang berkelanjutan dan penambahan desain-desain baru. Pendekatan ‘naluri dan respons’ Zara membuatnya mampu untuk selalu memimpin dalam siklus fashion. Dengan posisi permintaan dan harga yang paling tinggi yang dipadukan dengan supply chain yang sangat efisien sehingga menghasilkan margin yang sangat baik.


2.5 Strategi dalam Pemasaran

melalui Merchandise Plan, Pricing Strategy, dan Promotional Strategy


  • Merchandise Plan Zara

Sebagaimana brand fashion, yang digunakan oleh Zara sendiri yaitu Visual Merchandising. Visual Merchandising sendiri merupakan suatu cara menampilkan produk anda agar dapat dijangkau oleh pelanggan dengan cepat. Biasanya untuk brand Fashion layaknya Zara ini sering menampilkan produk mereka di depan toko dengan menggunakan patung manekin yang dipakaikan dengan produk-produk terbaru dari Zara


Zara menerapkan prinsip-prinsip filosofi bisnisnya pada arsitektur Toko: desain, inovasi permanen, jawaban cepat, dan penyesuaian secara lokal terhadap prospek pelanggan mereka dan persyaratan lingkungan. Meskipun berbagi seperangkat prinsip yang sama, setiap toko unik dan menyesuaikan dengan budaya dan lingkungan yang berbeda.


  • Pricing Strategy Zara

Zara menetapkan strategi penetapan harga yang disesuaikan dengan karakteristik masing-masing pasar, Inditex memperhatikan apa yang bersedia dibayar oleh konsumen berdasarkan pendapatan mereka. Perusahaan Amancio Ortega dengan demikian menanggapi permintaan klien dan memenuhi kebutuhan khusus dari industri mode cepat yang membutuhkan fleksibilitas dan inovasi dengan harga terjangkau.

Zara sendiri menetapkan harga bukan diambil dari satu tumpuan saja, akan tetapi Zara mematok harga sesuai dengan pendapatan yang dihasilkan oleh orang-orang di negara tersebut. Bukan semena-mena mereka menetapkan satu harga untuk semua toko.


  • Strategi Promosi Zara

Dalam mengembangkan brand fashion, ada strategi-strategi khusus yang diimplementasikan oleh Zara tersebut diantarinya adalah :

  1. Kekuatan merek yang dipercaya dan ritel lokal.

(bangunan tersendiri di commercial Centre maupun berada dalam pusat perbelanjaan). Dengan desain dengan interior mewah dan kontemporer untuk pendekatan pasar kelas menengah ke atas.

  1. Penggunaan logo, symbol, maupun warna yang konsisten di setiap item yang berhubungan dengan Zara yang eksklusif membawa cerminan pribadi konsumennya yang unik dan istimewa di setiap individu sesuai dengan produk yang ditawarkan.

  2. Memberikan layout ruang atau gerai secara eksklusif.

  3. Dengan mengadakan program potongan harga atau diskon.


  • Omni-Channel Environment Zara

Omni-channel adalah strategi  Zara memungkinkan mereka untuk memberikan pelanggan mereka pengalaman tanpa batas di semua saluran secara integritas, meningkatkan retensi pelanggan, dan meningkatkan kualitas transaksi penjualan mereka.. Zara menggunakan waktu dan uang pelanggan mereka sambil bereksperimen dengan saluran yang berbeda dan mencari tahu, saluran mana yang bekerja dengan baik. Zara menawarkan beberapa saluran penjualan in-house dalam upaya untuk membawa fungsi-fungsi toko online ke dalam toko fisik, contohnya adalah bagaimana Zara membentuk suatu inovasi dalam bentuk teknologi untuk mendorong Omnichannel Environment seperti :


  1. Asisten penjualan berkeliling membawa iPad yang digunakan ketika pelanggan untuk memesan pakaian yang tidak tersedia di toko fisik. Toko memberitahu pelanggan ketika pesanan mereka telah tiba sehingga mereka dapat mengambilnya di kemudian hari.

  2. Cermin pintar ditempatkan di seluruh toko untuk menunjukkan kepada pelanggan dengan teknologi hologram tentang bagaimana mereka terlihat mengenakan pakaian, tanpa mereka benar-benar harus mencobanya.

  3. Loket checkout swalayan digunakan pelanggan untuk membayar pembelian mereka secara mandiri.

  4. Zara juga memungkinkan pelanggan untuk memesan secara online dan serta mengumpulkan pembelian mereka dari aktivitas digital toko online mereka. Para pelanggan dapat mampir dan memindai tanda terima untuk pembelian mereka, dan lengan robot yang diprogram khusus akan mengambil paket mereka.

Kesimpulan 

Dalam trend Fast Fashion, ada perubahan perilaku konsumen di mana adanya tuntutan model busana baru yang cepat dengan harga terjangkau menjadi sebuah momentum bagi Zara yang mampu beradaptasi dengan keinginan konsumen serta dengan strategi fleksibel dan pendekatan terhadap pelanggannya secara eksklusif.


Daftar Referensi :

Adrian, Adrilc Patric. 2021. “Implementasi Merchandise Plan, Pricing Strategy, dan Promotional Strategy pada Zara” https://bbs.binus.ac.id/gbm/2021/01/22/implementasi-merchandise-plan-pricing-strategy-dan-promotional-strategy-pada-zara/

Diantari, Ni Kadek Yuni. 2021. “ Fast Fashion Sebagai Lifestyle Generasi Z di Denpasar, Bali. https://eproceeding.isi-dps.ac.id/index.php/sandi-dkv/article/view/95/85

Hidayati, Nur. dkk. 2015. “Fast Fashion Zara” https://www.academia.edu/11813524/Fast_Fashion_of_ZARA

Shinta, Fairus. 2018. “Kajian Fast Fashion dalam Percepatan Budaya Konsumerisme.”

https://journals.telkomuniversity.ac.id/rupa/article/view/1329/901

https://static.inditex.com/annual_report_2021/en/documents/statement-of-non-financial-information-2021.pdf


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Filosofi kertas Kehidupan

Filosofi Mentalitas Sepeda Habibie

Tiga Jenis Filosofi Tanda Tanya