Mengapa Kehidupan di Perkotaan Lebih Cenderung Menekankan Pada Kemandirian Diri yang individualis ?


 

Pendahuluan

    Perkembangan pesat perkotaan di seluruh dunia telah membawa perubahan besar dalam gaya hidup dan nilai-nilai sosial masyarakat. Salah satu fenomena yang terlihat adalah cenderungnya kehidupan di perkotaan menjadi lebih individualis dibandingkan dengan kehidupan di pedesaan. Individualisme mengacu pada penekanan pada kebebasan pribadi, hak-hak individu, dan pencapaian pribadi, sementara kolektivisme cenderung menekankan pada nilai-nilai kelompok dan solidaritas. Artikel ini akan menjelaskan faktor psikologis dan sosiologis yang mendorong perkotaan menjadi lebih individualis, serta implikasinya bagi masyarakat perkotaan.

Faktor-Faktor yang Mendorong Kehidupan Individualis di Perkotaan

  • Tekanan Pencapaian Pribadi: Kehidupan perkotaan seringkali menempatkan tekanan besar pada pencapaian pribadi dan kesuksesan karier, yang mendorong individu untuk fokus pada tujuan-tujuan pribadi.
  • Mobilitas Sosial: Peluang mobilitas sosial yang lebih tinggi di perkotaan mendorong individu untuk mengandalkan diri sendiri dalam mencapai tujuan dan meningkatkan status sosial.
  • Keterasingan Sosial: Lingkungan perkotaan yang padat penduduk dan teknologi modern bisa mengakibatkan keterasingan sosial, mendorong individu untuk menjadi lebih terfokus pada diri sendiri daripada pada hubungan sosial.
  • Keragaman Budaya: Keragaman budaya di perkotaan mengarah pada pelestarian identitas pribadi, yang bisa memperkuat orientasi individualis.
  • Pekerjaan dan Mobilitas Geografis: Sifat pekerjaan yang berubah-ubah dan mobilitas geografis tinggi di perkotaan dapat menghambat pembentukan hubungan yang kuat dan berkelanjutan.

Kelebihan dan Kekurangan Kehidupan Individualis di Perkotaan

Kelebihan:

  • Pemberdayaan Individu: Kehidupan individualis dapat mendorong perkembangan kemampuan dan kepercayaan diri individu dalam mengambil keputusan dan mengatasi tantangan.
  • Inovasi dan Kreativitas: Dorongan untuk meraih pencapaian pribadi bisa mendorong inovasi dan kreativitas, karena individu merasa lebih bebas untuk mengejar ide-ide baru.
  • Mengembangkan Kemandirian: Hidup di lingkungan individualis dapat membantu individu mengembangkan kemandirian dalam mengatur kehidupan sehari-hari.

Kekurangan:

  • Kurangnya Dukungan Sosial: Kehidupan individualis dapat menyebabkan kurangnya dukungan sosial dan kurangnya jaringan hubungan yang mendukung.
  • Isolasi Emosional: Teknologi modern dan keterasingan sosial dapat menyebabkan isolasi emosional, yang dapat berdampak negatif pada kesejahteraan mental.
  • Kehilangan Solidaritas Sosial: Fokus yang kuat pada tujuan individu dapat mengurangi solidaritas sosial dan rasa tanggung jawab terhadap masyarakat yang lebih luas.

Tips Beradaptasi agar Mandiri tapi Tetap Bersosialisasi

  1. Pertahankan Hubungan Sosial: Meskipun hidup mandiri, jangan lupakan pentingnya menjaga hubungan sosial. Tetap terhubung dengan teman, keluarga, dan komunitas.
  2. Sisihkan Waktu untuk Interaksi: Jadwalkan waktu khusus untuk berinteraksi dengan orang lain, baik melalui pertemuan tatap muka atau komunikasi online.
  3. Ikuti Kegiatan Sosial: Bergabunglah dengan klub atau komunitas yang sesuai dengan minat Anda, sehingga Anda bisa berinteraksi dengan orang-orang yang memiliki kesamaan minat.
  4. Kembangkan Keterampilan Komunikasi: Pelajari keterampilan komunikasi yang baik agar Anda dapat dengan mudah berinteraksi dan terhubung dengan orang lain.
  5. Jaga Keseimbangan: Tetaplah berfokus pada pencapaian pribadi, tetapi juga ingatlah untuk menjaga keseimbangan dengan memprioritaskan hubungan sosial yang bermakna.

Kesimpulan

Kehidupan individualis di perkotaan dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk tekanan pencapaian pribadi, mobilitas sosial, dan keragaman budaya. Meskipun memiliki kelebihan seperti pemberdayaan individu dan inovasi, juga terdapat kekurangan seperti kurangnya dukungan sosial dan isolasi emosional. Penting untuk menemukan keseimbangan antara kemandirian dan hubungan sosial yang sehat agar dapat mengatasi dampak negatif individualisme dan tetap berkontribusi pada kesejahteraan masyarakat perkotaan secara keseluruhan.

Daftar Refrensi 

Deci, E. L., & Ryan, R. M. (2000). The" what" and" why" of goal pursuits: Human needs and the self-determination of behavior. Psychological Inquiry, 11(4), 227-268.

Kasser, T., & Ryan, R. M. (1996). Further examining the American dream: Differential correlates of intrinsic and extrinsic goals. Personality and Social Psychology Bulletin, 22(3), 280-287.

Taylor, S. E., & Brown, J. D. (1988). Illusion and well-being: A social psychological perspective on mental health. Psychological Bulletin, 103(2), 193-210.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Filosofi kertas Kehidupan

Filosofi Mentalitas Sepeda Habibie

Tiga Jenis Filosofi Tanda Tanya