Kisah Willy Wonka Indonesia : Coklat asal Jawa Tengah yang Mendunia di Era Presiden Soekarno


 Kamu tau gak ? ternyata ada, loh coklat dari Indonesia yang berhasil mendunia ! Coklat itu bernama Silver Queen yang ditemukan Ming Chee Chuang, tapi bagaimana caranya mendunia ? dan inilah awal kisah dari Willy Wonka Indonesia. Sebuah perjalanan untuk kamu yang berusaha merintis dan mengubah nasib.

Semua bermula pada tahun 1942 di Kota Garut, Dimana Ming yang merantau dari Burma Myanmar, mendapatkan sebuah kesempatan untuk membeli sebuah perkebunan coklat dari orang belanda  dengan harga murah, karena dimasa itu , koloni jepang memaksa orang belanda untuk kabur sehingga mereka harus menjual aset mereka di harga bawah. Perusahaan yang dibelinya itu, bernama NV Ceres atau yang sekarang kita kenal dengan produk coklat butirannya.

Kesuksesan coklat itu cukup unik loh, karena di zaman itu coklat butiran dikenal dengan “meises” menggunakan ejaan belanda yang buat mulut Indonesia kesulitan, sedangkan nama ceres yang simpel dan mudah diucapkan, membuat konsumen lebih mudah untuk diingat. Selain itu,  target awal dari pasar meses adalah orang belanda yang punya  kemampuan ekonomi untuk menggunakan meses sebagai dekorasi kue tapi karena orang belanda nya pada kabur sehingga target pasarnya bergeser ke kaum pribumi yang membuat harganya harus lebih terjangkau. Hal itulah yang kenapa meses top brand meses hingga hari ini.

Walaupun sudah sukses, Ming punya sebuah ambisi,  untuk membuat coklat batangan pertama di Indonesia. Namun, karena iklim tropis membuat coklat batangan gampang meleleh. Salah solusinya adalah teknologi pendingin, pada zaman itu kulkas tidak secanggih dan terjangkau sekarang. Tidak kehabisan akal, Ming akhirnya melakukan berbagai eksperimen untuk, ia kemudian mencampurkan coklat batangan dengan kacang mede dan hasilnya kacang mede terbukti berhasil menjaga kestabilan struktur dan tekstur coklat agar tahan di suhu tropis . Percobaan itulah yang melahirkan Silver Queen.

Di Tahun 1950 an, CV Ceses berubah menjadi PT Perusahaan Industri Ceres dan melakukan ekspansi pabrik dari garut ke Kota Bandung. Kepopuleran Silverqueen yang menawarkan perpaduan rasa coklat dan kacang mede dengan harga yang terjangkau terbukti populer di anak muda. Tekstur gurih dan kotras antara coklat yang lebut dan kacang mede yang renyah adalah sebuah kombinasi rasa jenius di waktu itu.

 Kepopuleran coklat tersebut sampai mendapatkan perhatian Presiden Pertama Indonesia yaitu Ir Soekarno. Bahkan di beberapa catatan Bapak Soekarno gak mau makan coklat selain coklat buatan ming. Lewat kecintaan Ir Soekarno, Ming mendapatkan sebuah kesempatan langka untuk memperkenalkan brand coklatnya ke seluruh dunia. Di tahun 1955, SilverQueen resmi ditunjuk sebagai camilan yang akan dihidangkan kepada tamu Konferensi Asia Afrika.

 Kisah dan semangat ming hingga hari ini masih diwariskan ke generasi penerusnya lewat PT Petra Food dengan menaungi beberapa brand ternama lainnya yaitu coklat premium delfi, merek biskuit keju Ritz dan aneka wafer atau sandwich di Biskuit selamat. Hingga hari mereka telah berekspansi ke lebih 17 negara seperti cina, australia, dan singapura.

Kisah Silverqueen mengajarkan kita tentang ketekunan, kreativitas, dan adaptasi. Meskipun menghadapi tantangan seperti iklim tropis dan keterbatasan teknologi, pendiri Silverqueen, Ming Chee Chuang, tidak menyerah. Ia melakukan berbagai eksperimen hingga menemukan formula unik dengan mencampur coklat batangan dan kacang mede. Keberhasilan Silver Queen membuktikan bahwa inovasi dan keberanian dapat mengubah nasib dan membawa kesuksesan.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Filosofi kertas Kehidupan

Filosofi Mentalitas Sepeda Habibie

Tiga Jenis Filosofi Tanda Tanya