Pesan Moral dari Semua Game

 Sebagai seorang remaja yang hidup di zaman serba teknologi, sudah pastinya kehidupan saya dekat dengan yang namanya game. Bahkan hampir mustahil menemukan seorang remaja yang tinggal di kota besar tidak pernah memaikan game. Sudah menjadi hal yang normal jika game menjadi salah satu hiburan utama apalagi masa-masa sma itu dekat dengan yang namanya mabar “ Main Bareng.”

 Walaupun orangtua saya mengingatkan saya untuk tidak main game kalau memang niat belajar di Kota Malang tapi yang namanya manusia, masa bodoh akan nasehat tersebut. Justru saya belajar dari pesan-pesan moral dari game yang katanya tidak mendidik sama sekali tapi jika pesan tersebut itu tidak bisa dianggap remeh.

Zero to Hero

Pesan moral pertama ialah “Zero to hero”, apapun game yang kita mainkan pasti bermula dari yang namanya pemain pemula yang tidak tahu apa-apa atau istilahnya Nob. Mau itu game yang bergenre RPG ataupun Casual pasti kita akan memulai sesuatu itu dari tidak punya apa-apa kemudia menjadi seorang ahli. Itu pun juga sama dengan hidup ini, maupun kita miskin ataupun kita kaya tetap saja kita mulai hidup ini dengan yang namanya tidak mengerti apa-apa.

 Walaupun kita sudah dibekali yang namanya fitur-fitur bagus di game ataupun item-item premium yang bikin lebih mudah, kalau tidak punya yang namanya pengalaman dan pengetahun dari game maka itu artinya sia-sia. Sama dengan kita yang dibekali dengan yang namanya sarana dan kekayaan agar hidup lebih mudah tapi tidak mengerti cara gunanya.

 Siapa Sangka Bisnis ini Dibangun oleh Remaja

Kesulitan Bertambah.

 Saya masih ingat betapa jengkelnya kalah dalam permain ML itu dan membuat saya ingin cepat-cepat punya rank tinggi yang kenyataannya begitu sulit karena harus menghapi lawan yang lebih berpengelaman dan lincah dari game tersebut sehingga sering membuat saya melempar hp saya dan untungnya cuma kelempar ke atas kasur.

 Dari hal itu saya sadar bahwa seiring jumlah stage kita lewati maka semakin sulit rintangan yang harus hadapi. Hal ini sama dengan pelajaran matematika yang dulu begitu mudahnya saat sekolah dasar tapi semakin tidak jelas rumus-rumusnya saat menginjak sekolah akhir.

 Kasus serupa juga terjadi ketika saya pindah dari sekolah yang awalnya bisa pulang pergi dari rumah orang tua kemudian harus mandiri di sekolah asrama yang jauh dari rumah. Selain itu, saya sadar bahwa semakin tinggi stage yang dilewati maka semakin banyak fitur-fitur yang bisa dimainkan dan hal ini sama dengan waktu saya pindah jenjang dimana ada lebih banyak kebebasan yang dinikmati, uang saku lebih banyak, fasilitas sekolah yang lebih.

Hidup dibawa asik

 Tidak akan laku game yang tidak punya tantangan, tidak akan asik sebuah game yang kesulitannya itu-itu saja, dan tidak akan istemwa game yang gak ada konten uniknya. Hal itu saya pelajari saat seorang guru fiqih kelas 12 bercerita dengan sejarah hidupnya tapi saya malah asik main laptop dibelakang. Untungnya biografi hidupnya yang penuh dengan lika-liku yang tidak pernah orang lain rasakan membuat saya menutup laptop saya.  Hidup guru ini benar-benar penuh dengan hal unik yang diluar kepala orang-orang, masalah yang pernah dia hadapi dan itu yang membuat sejarah hidup yang berbeda dengan lainnya.

 Hal ini juga yang membuat kenapa hanya beberapa biografi orang-orang sukses yang laris dipasaran padahal ada banyak sekali orang-orang yang tidak kalah suksesnya dengan mereka.

Ilustrasi Perjalanan Orang-orang Sukses di Dunia

Pilihan harus ditekuni.

 Jika ingin ahli dalam sebuah game maka kuncinya itu mudah yaitu banyak-banyak main. Sering sekali saya melihat teman-teman saya yang ahli dalam permain yang terkenal dan sering juga saya diejek karena sangat payah karena cara main saya yang payah. Terkadang saya menyesal kenapa tidak dari dulu saya main game tersebut.

 Melihat teman yang ahli game tersebut, saya tahu bahwa mereka sudah lebih lama bermain game tersebut dan sudah banyak pengalaman yang mereka dapat dari lawan-lawan yang sulit. Pengalaman tersebut mengajarkan bahwa jam terbang itu penting jika ingin menjadi seorang profesional. Pengetahuan saja tidak cukup karena pengalaman langsung itu juga menentukan bagaimana seorang itu menjadi ahli.

Baca Juga Peran Meme Dalam Mencerdaskan Bangsa

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Filosofi kertas Kehidupan

Filosofi Mentalitas Sepeda Habibie

Tiga Jenis Filosofi Tanda Tanya